Mydetikcom - Amirulloh Adityas Putra ( 18 ) seorang Taruna Tingkat satu di
Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran ( STIP ) Marunda di kecamatan Cilincing Jakarta
Utara yang menjadi korban yang tewas dari tindakan kekerasan oleh para
seniornya di Gedung Dormitory, Ring IV, kamar M 205 STIP selasa ( 10/1/17 )
malam.
Kediamanan Korban Amirulloh dijalan Warakas III gang 16 RT
007/014 Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara Ramai dikunjungi oleh sejumlah
warga, kerabat dan rekan terdekat Amirulloh.
Dilokasi Sejumlah taruna dari Sekolah tinggi ilmu pelayaran
itu terlihat berdiri tegak dan telah bersiap untuk membawa jenazah untuk
dimakamkan di TPU Budhi Dharma Semper, Cilincing, Jakarta Utara.
Tidak sedikit, Tetangga serta kerabat Amirulloh terlihat
menanggis akan kepergian Amirulloh untuk selama lamanya. bahkan teman teman
dekat Amirulloh dari STIP turut serta hadir di rumah duka.
Beberapa dari mereka mengatakan
tindakan kekerasan yang di lakukan terhadap korban Amirulloh terbilang sangat keji
dan tidak mendidik.
"Pendidikan apa seperti itu ya ? masa di pukul pukul
juniornya , ya kan kasihan, gila itu orang mas. Amirulloh dikenal sebagai
pribadi yang sopan dan baik di sini. bahkan rajin membantu orangtuanya. enggak
pernah saya melihat anaknya bandel. memang polisi perlu tuch mengusut tuntas.
kalau perlu pihak dari pemerintah menghapus saja sekolah itu. tutup! biadab itu
namanya", Ungkap salah seorang tetangga Amirulloh.
Isak tangis keluarga semakin terlihat ketika jasad Amurulloh
menghuni keranda jenazah dengan berbalut kain Hijau dan diangkat oleh sejumlah
taruna STIp yang berseragam Putih.
Beberapa warga dan kerabat yang mendatangi rumah duka serta
hendak mengantarkan ke tempat peristirahatan terakhir Amirulloh berteriak
Histeris.
Amirulloh Adityas Putra diketahui dipukul dibagian dada,
perut serta ulu hati hingga tewas oleh para senior korban di tingkat II.
Peristiwa ini berawal ketika senior di tingkat II sedang
asyik berkumpul , berkisar sekitar pukul 17.00 Wib seusai latihan Marching
Band, salah seorang senior di tingkat dua sekaligus pelaku, Sisko Matheru ( 19
) mengajak berkumpul untuk berencana mengerjai para junior di tingkat satu.
"Sisko berencana mengerjai Junior mereka di tingkat
satu yang merupakan Basis alat Drum atau Tam Tamnya. kemudian sekitar pada
pukul 22.00 Wib, sebanyak 6 orang taruna tingkat satu tersebut dipanggil oleh
para pelaku agar segera berkumpul di lokasi kejadian", Ungkap Kanit
reskrim Polsek Cilincing AKP Andre Soeharto.
Andre juga menerangkan bahwa para Taruna di tingkat II selain sisko, juga yang berada di lokasi kejadian yakni Willy Hasiholan ( 20 ),
Inswanto ( 21 ) serta Akbar Ramadhan ( 20 ). Keempat taruna tingkat II itu langsung melakukan tindakan
kekerasan terhadap para juniornya ditempat kejadian tersebut.
"Ada enam orang taruna dari tingkat I yang disuruh
berkumpul oleh empat pelaku yang merupakan senior ditingkat II tersebut",
Kata Andre.
Disaat para taruna tingkat satu itu sudah berada didalam
lokasi kejadian. keempat pelaku tersebut malah langsung melakukan pemukulan di
seluruh tubuh para juniornya.
Tanpa dilakukan perlawanan, junior junior di tingkat satu
itu hanya bisa diam dan menjadi bulan bulanan oleh para seniornya.
Andre juga mengatakan bahwa aksi kekerasan yang dilakukan
oleh ke empat pelaku tersebut telah dilakukan berulang ulang dan bergantian
terhadap juniornya.
Tindakan kekerasan dilakukan oleh empat senior ke juniornya,
masih menurut Andre hanya menggunakan tangan kosong, dan menjadi target pelaku
adalah perut dan ulu hati.
"Saat tindakan kekerasan itu terjadi, Amirulloh
terjatuh tepat di depan para senior nya. Amirulloh membuat seniornya menjadi
panik, sementara kelima junior lainnya masih kelihatan kesakitan pada saat itu.
Amirulloh terjatuh dikarenakan perut, dada serta ulu hatinya mendapat pukulan
berkali kali oleh para seniornya yang dilakukan secara bergantian.Pukulan
terakhir diketahui dilakukan oleh pelaku bernama Willy", Ujar Andre.
Melihat Amirulloh tidak sadarkan diri waktu itu, Willy
mengatakan ke Amirulloh bahwa mereka sama sama tinggal di Kecamatan tanjung
Priok. Saat kejadian, Korban Amirulloh ambruk di dada Willy dan
tidak sadarkan diri.
Pada saat pukulan terakhir dilakukan oleh pelaku bernama
Willy dan Sambil berkata' Sama sama anak Priok kok'. tapi pada sat itu
Amirulloh tetap tak sadarkan diri.
Selanjutnya oleh para pelaku bersama para saksi lainnya di
lokasi tersebut. bersama sama menggotong tubuh Amirulloh ke tempat tidur. para
pelaku pemukulan panik dan selanjutnya menghubungi seniornya yang ada di
tingkat empat", Ujar Andre.
Kapolsek Cilincing Kompol Ali Yuzron menambahakan bahwa
korban saat itu tidak sadarkan diri dan langsung dibawa oleh para pembina dan
piket medis di STIP. Sekitar pada pukul 04.45 Wib, maut sudah merenggut nyawa
Amirulloh.
Mengetahui bahwa korban sudah tidak bernyawa, setelah
dilakukan pemeriksaan oleh dokter piket di STIP. Kejadian itu selanjutnya
dilaporkan ke Polsek Cilincing. sampai saat ini masih didalami motif ke empat
pelaku yang tega melakukan kekerasan kepada para juniornya,. ke empat pelaku
pemukulan sudah dilakukan penahanan. kejadian ini merupakan insiden yang ketiga
kalinya yang sebelumnya pernah terjadi pada tahun 2012 dan 2013", katanya.
Sementara itu Kepala polres Metro Jakarta utara Kombes
polisi Awal Chairudin mengatakan bahwa kegiatan menurunkan ketrampilan alat
musik menjadi tradisi di STIP.
Sayangnya bukan kepandaian dan ketrampilan yang diberikan
dari senior kepada juniornya, tapi kekerasan yang didapat oleh para korban.
"Seharusnya para taruna junior itu dipanggil, dibaut
pandai dia menggunakan alat Tam Tam tadi. bukan nya di aniaya secara bergilir',
kata Awal.
Awal juga menyakino tradisi menurunkan ketrampilan alat
musik itu hanya ingin mempererat hubungan emosional sesama taruna. tujuan itu
dinilai positif selama tidak dibarengi dengan tindakan kekerasan kepada
seniornya.
"Yang kita sesalkan, kenapa kejadian dan perbuatan yang
cenderung melakukan kekerasan yang mengakibatkan korban meninggal dunia",
Ujar Awal.
Polisi sudah mengamankan lima tersangka yang di duga pelaku
dalam pemukulan yang berinisial SM, WH, I,AR dan J. masing masing peran para
pelaku penganiayaan sedang dalam proses pendalaman oleh pihak kepolisian.
"Mungkin ini yang akan kita dalami, inisiatif siapa
sampai harus memanggil, harus menganiaya, kenapa sampai harus seperti ini dan
sebagainya", Ujar Awal.
Polisi juga telah mengamankan barang bukti berupa 1 botol
minyak Tawon, Minyak telon, puntung rokok dan lainnya dari lokasi kejadian.
saat ini kasus tersebut sedang dalam penanganan Polres Metro Jakarta Utara.( Mydetikcom )