» » Buruk kah pengawasan dari pemerintah terkait pendidikan di STIP ?

Buruk kah pengawasan dari pemerintah terkait pendidikan di STIP ?

Penulis By on Rabu, 11 Januari 2017 |

Buruk kah pengawasan dari pemerintah terkait pendidikan di STIP ?

Mydetikcom - Amirulloh Adityas Putra ( 18 ) seorang Taruna Tingkat satu di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran ( STIP ) Marunda di kecamatan Cilincing Jakarta Utara yang menjadi korban yang tewas dari tindakan kekerasan oleh para seniornya di Gedung Dormitory, Ring IV, kamar M 205 STIP selasa ( 10/1/17 ) malam.

Kediamanan Korban Amirulloh dijalan Warakas III gang 16 RT 007/014 Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara Ramai dikunjungi oleh sejumlah warga, kerabat dan rekan terdekat Amirulloh.

Dilokasi Sejumlah taruna dari Sekolah tinggi ilmu pelayaran itu terlihat berdiri tegak dan telah bersiap untuk membawa jenazah untuk dimakamkan di TPU Budhi Dharma Semper, Cilincing, Jakarta Utara.

Tidak sedikit, Tetangga serta kerabat Amirulloh terlihat menanggis akan kepergian Amirulloh untuk selama lamanya. bahkan teman teman dekat Amirulloh dari STIP turut serta hadir di rumah duka.

Beberapa dari mereka  mengatakan tindakan kekerasan yang di lakukan terhadap korban Amirulloh terbilang sangat keji dan tidak mendidik.

"Pendidikan apa seperti itu ya ? masa di pukul pukul juniornya , ya kan kasihan, gila itu orang mas. Amirulloh dikenal sebagai pribadi yang sopan dan baik di sini. bahkan rajin membantu orangtuanya. enggak pernah saya melihat anaknya bandel. memang polisi perlu tuch mengusut tuntas. kalau perlu pihak dari pemerintah menghapus saja sekolah itu. tutup! biadab itu namanya", Ungkap salah seorang tetangga Amirulloh.

Isak tangis keluarga semakin terlihat ketika jasad Amurulloh menghuni keranda jenazah dengan berbalut kain Hijau dan diangkat oleh sejumlah taruna STIp yang berseragam Putih.

Beberapa warga dan kerabat yang mendatangi rumah duka serta hendak mengantarkan ke tempat peristirahatan terakhir Amirulloh berteriak Histeris.

Amirulloh Adityas Putra diketahui dipukul dibagian dada, perut serta ulu hati hingga tewas oleh para senior korban di tingkat II.

Peristiwa ini berawal ketika senior di tingkat II sedang asyik berkumpul , berkisar sekitar pukul 17.00 Wib seusai latihan Marching Band, salah seorang senior di tingkat dua sekaligus pelaku, Sisko Matheru ( 19 ) mengajak berkumpul untuk berencana mengerjai para junior di tingkat satu.

"Sisko berencana mengerjai Junior mereka di tingkat satu yang merupakan Basis alat Drum atau Tam Tamnya. kemudian sekitar pada pukul 22.00 Wib, sebanyak 6 orang taruna tingkat satu tersebut dipanggil oleh para pelaku agar segera berkumpul di lokasi kejadian", Ungkap Kanit reskrim Polsek Cilincing AKP Andre Soeharto.

Andre juga menerangkan bahwa para Taruna di tingkat II selain sisko, juga yang berada di lokasi kejadian yakni Willy Hasiholan ( 20 ), Inswanto ( 21 ) serta Akbar Ramadhan ( 20 ). Keempat taruna tingkat II itu langsung melakukan tindakan kekerasan terhadap para juniornya ditempat kejadian tersebut.

"Ada enam orang taruna dari tingkat I yang disuruh berkumpul oleh empat pelaku yang merupakan senior ditingkat II tersebut", Kata Andre.

Disaat para taruna tingkat satu itu sudah berada didalam lokasi kejadian. keempat pelaku tersebut malah langsung melakukan pemukulan di seluruh tubuh para juniornya.

Tanpa dilakukan perlawanan, junior junior di tingkat satu itu hanya bisa diam dan menjadi bulan bulanan oleh para seniornya.

Andre juga mengatakan bahwa aksi kekerasan yang dilakukan oleh ke empat pelaku tersebut telah dilakukan berulang ulang dan bergantian terhadap juniornya.

Tindakan kekerasan dilakukan oleh empat senior ke juniornya, masih menurut Andre hanya menggunakan tangan kosong, dan menjadi target pelaku adalah perut dan ulu hati.

"Saat tindakan kekerasan itu terjadi, Amirulloh terjatuh tepat di depan para senior nya. Amirulloh membuat seniornya menjadi panik, sementara kelima junior lainnya masih kelihatan kesakitan pada saat itu. Amirulloh terjatuh dikarenakan perut, dada serta ulu hatinya mendapat pukulan berkali kali oleh para seniornya yang dilakukan secara bergantian.Pukulan terakhir diketahui dilakukan oleh pelaku bernama Willy", Ujar Andre.

Melihat Amirulloh tidak sadarkan diri waktu itu, Willy mengatakan ke Amirulloh bahwa mereka sama sama tinggal di Kecamatan tanjung Priok. Saat kejadian, Korban Amirulloh ambruk di dada Willy dan tidak sadarkan diri.

Pada saat pukulan terakhir dilakukan oleh pelaku bernama Willy dan Sambil berkata' Sama sama anak Priok kok'. tapi pada sat itu Amirulloh tetap tak sadarkan diri.

Selanjutnya oleh para pelaku bersama para saksi lainnya di lokasi tersebut. bersama sama menggotong tubuh Amirulloh ke tempat tidur. para pelaku pemukulan panik dan selanjutnya menghubungi seniornya yang ada di tingkat empat", Ujar Andre.

Kapolsek Cilincing Kompol Ali Yuzron menambahakan bahwa korban saat itu tidak sadarkan diri dan langsung dibawa oleh para pembina dan piket medis di STIP. Sekitar pada pukul 04.45 Wib, maut sudah merenggut nyawa Amirulloh.

Mengetahui bahwa korban sudah tidak bernyawa, setelah dilakukan pemeriksaan oleh dokter piket di STIP. Kejadian itu selanjutnya dilaporkan ke Polsek Cilincing. sampai saat ini masih didalami motif ke empat pelaku yang tega melakukan kekerasan kepada para juniornya,. ke empat pelaku pemukulan sudah dilakukan penahanan. kejadian ini merupakan insiden yang ketiga kalinya yang sebelumnya pernah terjadi pada tahun 2012 dan 2013", katanya.

Sementara itu Kepala polres Metro Jakarta utara Kombes polisi Awal Chairudin mengatakan bahwa kegiatan menurunkan ketrampilan alat musik menjadi tradisi di STIP.

Sayangnya bukan kepandaian dan ketrampilan yang diberikan dari senior kepada juniornya, tapi kekerasan yang didapat oleh para korban.

"Seharusnya para taruna junior itu dipanggil, dibaut pandai dia menggunakan alat Tam Tam tadi. bukan nya di aniaya secara bergilir', kata Awal.

Awal juga menyakino tradisi menurunkan ketrampilan alat musik itu hanya ingin mempererat hubungan emosional sesama taruna. tujuan itu dinilai positif selama tidak dibarengi dengan tindakan kekerasan kepada seniornya.

"Yang kita sesalkan, kenapa kejadian dan perbuatan yang cenderung melakukan kekerasan yang mengakibatkan korban meninggal dunia", Ujar Awal.

Polisi sudah mengamankan lima tersangka yang di duga pelaku dalam pemukulan yang berinisial SM, WH, I,AR dan J. masing masing peran para pelaku penganiayaan sedang dalam proses pendalaman oleh pihak kepolisian.

"Mungkin ini yang akan kita dalami, inisiatif siapa sampai harus memanggil, harus menganiaya, kenapa sampai harus seperti ini dan sebagainya", Ujar Awal.

Polisi juga telah mengamankan barang bukti berupa 1 botol minyak Tawon, Minyak telon, puntung rokok dan lainnya dari lokasi kejadian. saat ini kasus tersebut sedang dalam penanganan Polres Metro Jakarta Utara.( Mydetikcom )



Comments
0 Comments
 
Belajar Judi Berita Artis Terkini Kabar Terkini Jadwal Bola Hari ini Jadwal Bola Hari ini TVN24 Online Semangat NKRI Sindo Daily News Kompasindo News Analisa Berita Analisa Terkini Jendela Berita Online Lensa Berita Terkini Post Ibukota Harian Radar Post sabung ayam pw Agen sbobet penipu poker texas boya situs resmi sbobet sbobet link sbobet asia mobile sbobet casino login maxbet login situs judi online situs poker terpercaya