Mydetikcom. Medan- Ditjen Perkeretaapian menginformasikan bahwasanya Jalur dari Rel kereta api layang tujuan Medan ke Bandar Khalifah lintas Medan-Kuala
Namu saat ini sedang dalam proyek pembangunan. Biaya Pembangunan yang menelan biaya senilai hampir Rp2
triliun tersebut telah ditargetkan akan beroperasional nantinya pada tahun 2018 mendatang.
"Saat ini sudah rampung sekitar 70% untuk pondasi tiang pancangnya. dan ini sudah dikerjakan sejak awal tahun 2016 lalu. Jadi sekitar 2.300 Total tiang pancang itu akan dipasangkan nantinya "
"Tahapannya sebenarnya dimulai dari Tahun 2015 ,dari situ telah dimulai penertiban hingga
akhir tahun 2015, kemudian setelah dilakukanya penertiban barulah kita memulai pemasangan tiang pancang pondasi
diawal tahun 2016 dan itu berlangsung hingga saat ini. ungkap Iskandar selaku Kasi Lalu Lintas, Sarana serta Keselamatan Perkeretaapian di Balai
Teknik Perkeretaapian daerah Wilayah Sumbagut.
"Bila kita bicara soal target selesainya, ya kita doakan di tahun 2017 nanti sudah bisa diselesaikan proyeknya. Namun untuk operasionalnya tetap ditargetkan tahun 2018,” tegas Iskandar.
Iskandar sendiri menyebutkan, pembangunan dari jalan layang kereta api tersebut
nantinya akan menghilangkan 9 jalur perlintasan satu bidang tepatnya dalam
kota Medan yang berada pada tengah kota Medan itu.Adapun 9 jalur
perlintasan itu yakni yang terletak di Jl. Palang Merah,Jl.
Mahkamah Jl Pandu, Jl. SM Raja XII,Jl. Thamrin, Jl. Sutomo,Jl. Aksara ,Jl. Bakaran Batu, serta Jl.Mandala ByPass.
“sebelum melakukan proses pembangunan Hal ini telah dirundingkan dulu kepada pihak terkait Pemko Medan . Dan setelah di data berdasarkan masukan info pemerintah bahwa 9
jalur itulah penyebab sering terjadinya kemacetan Panjang yang dimulai dari Stasiun sampai ke Jalan Mandala" Imbuh Iskandar
Menurut Iskandar, Operasioanl Pembangunan ini bertujuan untuk mendukung Operasional jalan layang kereta api yang menghubungkan nantinya ke Bandara Kuala Namu Medan. Dan Dengan adanya pembagunan ini juga permasalahan kemacetan yang kerap kali melanda Kota Medan pun akan berkurang. Sehingga dapat meningkatkan keselamatan dalaam pengguna Jalan Raya ataupun bagi perjalanan Kereta Api.
"Selain hal diatas, Jarak tempuh dari suatu tempat ke tempat lain juga akan lebih menghemat waktu dan lebih cepat pastinya. Dikabarkan Panjang Rel ini adalah sepanjang 6 kilometer Nantinya, Pengurangan perlintasan sebidang akan segera dilakukan secara bertahap.Dan Kita optimis tahun 2018 Rel Kereta Api layang sudah bisa dioperasionalkan" Tegasnya
Lanjut Iskadar kembali Proyek Pembangunan bukan hanya rel KA layang tujuan Medan ke Bandar Khalifah lintas Medan- Kuala
Namu saja tapi pihak mereka juga akan membangun rel kereta api layang dari
titik Stasiun Medan menuju Sunggal dengan lintas kereta api ke arah Binjai.
“Saat ini untuk Kawasan Area Binjai sedang tahap pengajuan data, dan apabila setelah proyek Kuala Namu siap maka kita akan beralih untuk tahap selanjutnya"
Karena seperti yang diketahui pada area kawaan perlintasan sebidang ke Binjai juga sering
terjadi kemacetan panjang ditambah lagi banyaknya jumlah penumpang tujuan Medan
ke Binjai yang makin hari makin meningkat.” ujarnya.
Dilain sisi pakar Pengamat Transportasi,
Bhakti Alamsyah menginformasikan bahwa rel KA layang yang saat ini sedang tahap pembanguan oleh Ditjen
Perkeretaapian adalah suatu langkah bijaksana yang positif dimana kita harus mendukung langkah kegiatan proyek tersebut.
Dengan Banyaknya persimpangan diruas jalanan perlintasan
sebidang yang dapat mengakibatkan tingkat kemacetan dijalan raya. Apalagi tengah Kota
Medan, yang dimulai dari stasiun Medan hingga ke jalur Mandala By Pass. Dan Pembagunan Ini diharapakan dapat mengurangi tingkat kemacetan yang terjadi saat ini. Apabila memang diperlukan jangkauannya diperluas lagi hingga ke pembangunan ke Belawan, Binjai serta daerah deli Serdang, Tegasnya