Mydetikcom.Badan Penangulangan Bencana Daerah Piede Jaya melaporkan sebanyak 50 orang meninggal dunia akibat gempa yang menguncang daerah itu.
"Kecamatan yang terkena dan yang banyak korban itu berada di Kecamatan Meureudu, Trieng Gadeng, Bandar Baru, Meurah Dua dan Banda Dua Kabupaten Pidie Jaya" Ungkap Kepala BPBD Sulaiman.
Dia juga mengatakan bahwa terdapat 26 orang mengalami luka berat di Pidie Jaya. gempa itu juga menyebabkan 13 Mesjid Roboh, 86 Rumah penduduk Rusak dan 105 bangunan toko mengalami kerusakan yang cukup parah.
"Data akan terus kita update, namun, ini data update terakhir kita untuk hari ini" kata Sulaiman.
Dia juga mengatakan bahwa data tersebut telah dikirimkan ke Pemerintahan Kabupaten Pidie Jaya dan Provinsi Aceh serta sejumlah instansi.
Sementara itu, sejumlah tenaga medis bantuan dari sejumlah wilayah telah tiba di kabupaten Pidie Jaya.
Gempa berkekuatan 6.5 SR tersebut berpusat di Kabupaten Pidie Jaya yang terjadi pada pukul 05.03 Wib. gempa bumi tersebut berada di 5.19 LU dan 96.36 BT atau tepatnya dikedalaman 10 Km Timur laut, Kabupaten Pidie Jaya.
Akibat dari gempa itu menyebabkan ratusan warga mengalami luka luka dan puluhan lain nya meninggal dunia akibat tertimpa reruntuhan bangunan di Pidie dan Pidie jaya.
Berdasarkan informasi yang diberikan dari ahli gempa Universitas Gadjah Mada ( UGM ) Gayatri Indah Marliyani. Gempa Aceh merupakan sesar aktif yang bergerak di Pidie jaya ini merupakan cabang dari sesar Sumatera dibagian Utara. sesar ini berorientasi Barat Laut-Tenggara.
"Ada tekanan zona dari zona subduksi dan penunjaman di selatan Sumatera yang memberikan gaya tekan yang kuat ke daerah permukaan. akibatnya akan membentuk sesar sesar yang aktif, gempa terjadi akibat pergerakan dari sesar sesar ini" ungkap Gayatri dalam keterangan pers Humas UGM.
Dia juga menyebutkan bahwa guncangan gempa terasa kuat karena wilayah tersebut terseusun atas batuan yang tidak kompak.
Ketika melewati daerah dengan batuan yang lepas lepas, Amplitudo getaran gempa akan membesar untuk bisa merambatkan energi yang sama sehingga getaran yang dirasakan pada daerah itu lebih kuat.
"Gempa yang terjadi bersifat merusak, terutama hal ini disebabkan oleh kedalamannya yang dangkal dan terjadi di kawasan pemukiman padat penduduk" kata dia.
Namun karena pergerakan sesar yang bersifat mendatar dan terjadi dikedalaman yang dangkal, maka gempa ini tidak akan berpotensi menimbulkan tsunami.
Anggota tim revisi peta gempa nasional ini meminta masyarakat agar tetap waspada dan mengantisipasi kejadian gempa susulan, walau kekuatannya kebih kecil dan akan terus menerus menurun.
"Yang harus dilakukan adalah memeriksa kondisi bangunan karena jika bangunan sudah rusak atau rusak parah, getaran genpa yang kecil pun dapat merubuhkan bangunan tersebut" katanya.
Gayatri juga menyampaikan pentingnya adanya upaya mitigasi bencana gempa.salah satunya dengan memetakan jalur sesar atau patahan aktif diseluruh Indonesia, terutama yang ada dikawasan padat penduduk atau di daerah perkotaan.
"Indikasi bahwa sesar ini aktif adalah adanya kegempaan didaerah sesar tersebut.ketika sesar bergerak dan serta menimbulkan gempa, sesar ini akan cenderung bergerak lagi dimasa yang akan datang" ujarnya.
Ia mengatakan perlu adanya penelitian geologi secara mendalam tentang sejarah kegempaan di sepanjang sesar tersebut.penelitian ini untuk menyingkap sejarah gempa di masa lalu dan mengetahui potensi gempa pada saat yang akan datang.