Mydetikcom - Presiden La Liga, Javier Tebas, terus mengecam aktivitas transfer Paris Saint-Germain dan Manchester City. Kedua klub itu dinilai bisa menghancurkan sepakbola.
Tebas meminta UEFA mengusut City terkait dugaan
pelanggaran FFP. Alasannya, The Citizen kembali menggelontorkan banyak uang
untuk belanja.
Di musim panas ini, City menghabiskan dana 244
juta euro atau setara Rp 3,8 triliun. Uang sebanyak itu digunakan untuk
mendatangkan Kyle Walker, Benjamin Mendy, Bernardo Silva, Ederson dan Danilo.
UEFA kini tengah menyelidiki Paris Saint-Germain
terkait transfer Neymar dan Kylian Mbappe. Untuk City, mereka sudah menegaskan
tidak akan menggelar investigasi.
"UEFA dan institusi lain, seperti Uni
Eropa, perlu menyelidiki. Ini saat di mana klub sepakbola punya kemampuan
bersaing, tapi bukan dari klub itu sendiri. PSG dan Manchester City sekarang
adalah Chelsea di masa lalu," Tebas mendesak seperti dilansir Manchester
Evening News.
"Tidak mungkin PSG punya lebih banyak
pendapatan dari sponsor daripada Manchester United. Ini adalah doping
keuangan."
"Andai United yang membeli Neymar dari
Barcelona, kami tidak akan mengeluh sebab hal itu akan sesuai dengan peraturan.
Ada risiko luar biasa bila uangnya berasal dari negara bagian dan
pemerintah," Tebas menambahkan.
Sejak dibeli Sheikh Mansour pada tahun 2001,
City memang terus menghambur-hamburkan uang. Sama halnya dengan PSG sejak
dibeli Qatar Sports Investment pada 2011. Tebas menilai itu perlahan akan
menghancurkan bisnis sepakbola.
"Manchester City mengeluarkan uang hampir
1.000 juta euro dalam transfer sementara PSG hampir 950 juta euro. Jika tidak
dikendalikan, industri ini akan rusak," Tebas melanjutkan.
"Klub-klub ini menertawakan sistem, mereka
ibarat mengencingi kolam renang. Neymar pun terkena imbasnya. Kami tidak bisa
terima ini," Tebas menegaskan.